Sulitnya Memperoleh Air Bersih

Dari sekitar enam miliar penduduk dunia, sedikitnya 1,1 miliar tidak memiliki akses terhadap air minum yang aman. Di Indonesia, diperkirakan 50% dari penduduk atau sekitar 100 juta penduduk juga mengalami hal yang sama. Di Jakarta, misalnya, baru-baru ini dilaporkan air tanahnya sudah terkontaminasi bakteri E-coli dan tinja. Selain itu, di beberapa daerah, airnya juga sudah tercemar logam berat.

Dian, 45, menggunakan air PDAM untuk keperluan rumah tangganya. Warga Jalan Manunggal V Kedoya, Jakarta Barat itu mengatakan sebetulnya air tanah tempat tinggalnya bersih, tetapi ia memilih berlangganan PDAM. Tetapi untuk air minum, ibu asli Betawi ini memilih air dalam galon yang dihabiskannya dalam seminggu.
"Saya cuma berdua dengan suami, jadi satu galon bisa untuk seminggu," kata Dian yang kadang terganggu dengan bau kaporit air PDAM. "Apalagi kalau habis hujan, air terlihat kekuning-kuningan," tambahnya.

Berbeda dengan tetangga Dian, Ibu Ida, 36, memilih tetap menggunakan air tanah yang diambil melalui mesin pompa air. Meskipun masih berdekatan dengan Dian, Ibu Ida, 36, memilih tetap menggunakan air tanah untuk segala urusan rumah tangganya hingga air minum.

"Saya dengar sekarang ini banyak air terkontaminasi zat-zat kimia dan bakteri E-coli. Tetapi air sumur kan tidak berbahaya, asalkan dimasak terlebih dahulu," jelas Ida.

Sementara itu, Dewi, 28, di Bekasi Selatan memilih membeli alat penyaring air yang langsung disambungkan ke keran air. Air yang keluar dari alat tersebut pun siap diminum tanpa harus dimasak.

Menurut ibu dua anak tersebut, semula ia selalu mengkonsumsi air isi ulang, karena air tanah di rumahnya berwarna kekuningan dan berbau karat.

"Waktu itu ada sales menjelaskan alat tersebut memiliki tiga fungsi, yaitu menyaring kotoran air yang kasatmata atau teraba, mematikan bakteri dan kuman, dan terakhir menyaring zat kimia. Selain itu mineral-mineral dalam air tetap terjaga," kata Dewi yang membeli alat itu seharga Rp. 4,7 juta setahun lalu.

Dewi mengatakan, tehnisi dari perusahaan alat penyaring air tersebut datang membersihkan alat penyaring tersebut setiap empat bulan sekali.

Mendapatkan air bersih, sehat, dan layak minum saat ini memang tidak mudah lagi. Ada air jernih, tetapi ternyata tinggi kandungan zat berbahyanya.Ada juga air yang tidak mengandung zat berbahaya tetapi terlihat keruh sehingga membuat orang enggan meminumnya.

E-coli dan tinja
Awal Maret ini Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta melaporkan 80% sampel air tanah di lima wilayah yang terdiri dari 75 sumur di 75 kelurahan di Jakarta tercemar bakteri E-coli.

Berdasarkan hasil pengambilan sampel dan pemeriksaan di laboratorium lingkungan BPLHD di 75 lokasi tadi, terjadi peningkatan jumlah wilayah dengan kadar coliform (tercemar tinja) serta bakteri fecal coli yang melebihi ambang batas. Wilayah yang melebihi ambang batas untuk coliform meningkat dari 61% menjadi 67%. Sedangkan bakteri fecal coli meningkat dari 61% menajdi 64%.

"Bahkan hasil penelitian terbaru menunjukkan, suatu daerah di Jakarta Utara memiliki kadar coliform sebanyak 98%," kata Kepala BPLHD DKI Jakarta, Kosasih Wirahadikusumah saat ditemui Media Indonesia di ruangannya beberapa waktu lalu.

Padahal, lanjutnya, setengah dari penduduk Jakarta menggunakan air tanah untuk keperluan rumah tangga, seperti air minum, mandi, mencuci, dan memasak. "Kondisi ini tentu memprihatinkan, karena akan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Sementara pasokan air dari PDAM dan kedua mitra asingnya hanya menjangkau 55% wilayah DKI jakarta, " kata Kosasih.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, selain E-coli sebagai parameter mikrobiologi, hasil sampel parameter kimia dan fisika juga memperlihatkan kondisi air tanah di beberapa lokasi di Jakarta buruk.

Beberapa zat kimia anorganik,seperti besi (Fe) dan mangan (Mn) ditemukan melebihi ambang baku mutu di beberapa lokasi tertentu. Terdapat pula satu titik dengan kandungan fluor melebihi ambang baku mutu. Selain itu terdapat pula lokasi denagn kadar keasaman (pH) yang melampaui batas baku mutu, yaitu dari 6-9, juga kandungan detergen yang melebihi ambang baku mutu.

Kosasih menyebutkan, air tanah umumnya tercemar oleh rembesan dari septic tank yang bisa disebut black water dan juga pencemaran dari air laut akibat intrusi ataupun sedimentasi. Sedangkan sumber pencemaran sumur air tanah antara lain dari septic tank, tempat sampah, industri, salon kecantikan, bengkel, serta saluran got dan sungai.

Kosasih mengungkapkan,saat ini sumber pencemar nomor satu di DKI Jakarta adalah limbah domestik. Limbah inilah yang mendominasi turunnya kualitas air bawah tanah. Di Jakarta kontribusi limbah domestik berkisar antara 70%-80% dari keseluruhan limbah, imbuhnya.

Salah satu langkah preventif untuk mengatasi pencemaran air tanah tersebut, lanjutnya, dengan memberlakukan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 122/2005 tentang pengolahan air domestik pada rumah tangga dan industri.

"Semacam instalasi pengolahan air limbah skala kecil," katanya.

Keputusan Gubernur itu akan dijadikan dasar dalam melakukan pengawasan dan pengendalian pencemaran air tanah. Untuk industri dan perkantoran, peraturan ini mensyaratkan sistem pengolahan limbah domestik. Pengolahan limbah domestik pada gedung perkantoran dan industri itu diharapkan mampu menjadi palang pintu pencemaran E-coli.

Air Sehat Penuh Manfaat
Tubuh manusia mengandung 70% air (kira-kira 55-60 liter air). Berarti besarnya peranan air bagi hidup kita minimal 70% dan akan bertambah besar seiring meningkatnya kebutuhan kebersihan lainnya. Umumnya dengan meminum 8-10 gelas air putih sehari dapat memenuhi kebutuhan.

Fungsi air minum:
Mengontrol suhu tubuh
Faktor penting untuk pencernaan dan penyerapan nutrisi ke dalam tubuh. Membawa oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh kita sehingga semua sel dan organ tubuh termasuk otak, ginjal, jantung, limpa, paru-paru dapat tetap hidup dan berfungsi dengan baik.

Detoksifikasi, membawa sisa-sisa pembakaran tubuh termasuk racun-racun ke alat sekresi sehingga metabolisme tubuh berjalan baik. Ini berarti semua zat yang ada di dalam air minum ikut ke dalam tubuh dan peredaran darah kita.

Fungsi lainnya bagi kesehatan adalah kulit menjadi lebih sehat, membantu penurunan berat badan, menurunkan resiko serangan jantung, membantu sendi dan otot menjadi rileks, melancarkan proses buang air besar dan menambah energi serta kesegaran tubuh.

Dalam sehari tubuh manusia kehilangan sekitar 10 gelas kecil air akibat proses pernapasan, keringat dan pembuangan lainnya. Mengkonsumsi kafein dan merokok dapat mempercepat dehidrasi. Adapun akibat yang ditimbulkan akibat kekurang air dalam tubuh sebagai berikut:

Kita akan teracuni hingga mati oleh kotoran dalam tubuh kita sendiri.

Mengalami pandangan yang buram, rasa penat, mual, pusing saat bangun tidur (hangover), lesu hingga sembelit.

Gangguan ginjal, gangguan fungsi liver dan infeksi sistem air seni.

Hipertensi, nyeri punggung, radang sendi, bengkak bernanah dan asma.

Penurunan 5% stok air dalam tubuh menyebabkan seseorang kehilangan 30% energinya.


Ciri-ciri air yang layak minum
Jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.

Suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas.

Bebas unsur-unsurkimia yang berbahaya seperti besi (Fe), seng (Zn), raksa (Hg) dan mangan (Mn).

Tidak mengandung unsur mikrobiologi yang membahayakan seperti coli tinja dan total coliforms.

Tidak Terlihat tetapi Sangat Berbahaya
Hingga saat ini penduduk Indonesia sulit terbebas dari penyakit diare, kolera, disentri hingga tifus. Sebab, semua penyakit tersebut berhubungan erat dengan air (waterborne diseases).

Selain penyakit tersebut, hepatitis A dan poliomelistis anterior akut juga banyak ditemui di masyarakat.

"Bahkan tidak sedikit dijumpai masyarakat mengalami keracunan, karena adanya senyawa kimia dalam air minum melebihi ambang batas kosentrasi yang diijinkan," kata Arie Herlambang, peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), kepada Media Indonesia, Senin (20/3) di Jakarta.

Arie menerangkan kontaminasi air minum yang dipasok untuk keperluan masyarakat umum dapat terjadi akibat limbah industri, domestik, limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), korosi dari pemipaan, dan juga akibat hasil samping dari proses disinfeksi dengan klorin.

Proses kontaminasi itu, lanjutnya, dapat terjadi mulai dari sumber air baku, selama proses pengolahan, ataupun pada pipa distribusinya.

Beberapa zat kimia yang bersifat racun terhadap tubuh manusia, kata Arie, antara lain logam berat, pestisida, senyawa polutan hidrokarbon, zat-zat radioaktif alami atau buatan dan lain sebagainya. Zat berbahaya itu tidak teraba maupun kasat mata. Bahkan setelah dipanaskan 100 derajat celsius pun zat kimia di dalam air cenderung tidak hilang. Sebab pemanasan hanya mematikan bakteri atau kuman.


Pencemaran nitrat
"Contohnya, pencemaran nitrat yang disebabkan penggunaan pupuk nitrogen (urea) pada pertanian. Bila sering terminum hingga ambang batas yang ditentukan akan menyebabkan methaemoglobinameia, yaitu penyakit yang mengubah hemoglobin di dalam darah menjadi methaemoglobin, sehingga darah kekurangan oksigen.

Flourida (F)
Senyawa kimia ini secara alami ada pada air dalam berbagai konsentrasi. Pada kosentrasi kecil (1,5 mg/l) akan bermanfaat pada kesehatan gigi. Namun bila lebih dari 2 mg/l, akan menyebabkan kerusakan gigi (gigi bercak-bercak). "Bila lebih besar lagi 3-6 mg/l menyebabkan kerusakan pada tulang. Dosis fluorida di dalam air maksimal 0,8 mg/l," jelasnya.

Air Raksa
Yaitu logam berat berunsur racun bagi tubuh. Limbah merkurium akibat industri pernah menimbulkan korban jiwa pada kasus Minamata, Jepang (1950).

Kadmium
Air minum biasanya mengandung kadmium (Cd) dengan kosentrasi 1 ug atau kadang-kadang mencapai 5 ug. WHO telah mengeluarkan rekomendasi, kadar Cd dalam air minum sebesar 0,01 mg/l sedangkan Peraturan Pemerintah No. 20/1990 kadar maksimum Cd dalam air minum sebesar 0,005 mg/l.

Selenium
Biasanya ditemukan di daerah seleniferous (tadah hujan). Di daerah semacam itu kandungan selenium dalam air tanah (sumur) ataupun permukaan bisa tinggi. WHO menetapkan kadar selenium pada air minum sebesar 0,01 mg/l sedangkan Peraturan Pemerintah No. 20/1990 merekomendasikan kadar selenium yang diperbolehkan sebesar 0,001 mg/l.

Melenyapkan Bakteri dan Logam Berat
Untuk mengatasi kondisi air tanah yang tercemar dan terhindar dari dampak buruk logam dan bakteri, seperti E-coli, Arie Herlambang, peneliti air dari BPPT memberikan beberapa langkah untuk mendapatkan air bersih bebas kuman dan logam, yaitu :

Untuk sumur terbuka, salah satu cara mengatasi bakteri dengan kaporit dalam jumlah tepat. Untuk satu sumur cukup dengan satu sendok makan, bekteri di dalam sumur sudah mati.

Untuk sumur pompa, kaporit sebagai desinfektan dapat diberikan di bak penampungan. Selain sebagai desinfektan, pada daerah berkadar besi dan mangan yang tinggi, kaporit juga berfungsi untuk mengoksidasi logam yang terkandung dalam air.
Biasanya air akan berwarna merah atau kekuning-kuningan tanda telah terjadi oksidasi. Biarkan saja sebentar agar mengendap. Setelah itu baru disaring.
Untuk lebih menggumpalkan endapan, bisa juga menambahkan tawas, kemudian diaduk satu arah. Biarkan selama lima belas menit, endapan masih melayang-layang akan menggumpal dan lebih mudah disaring.

Kadar kaporit yang digunakan, jangan sampai berbau menyengat. Karena bila memasuki paru bisa terjadi oksidasi, dan berefek karsinogen. Selain itu kaporit yang berlebihan juga bisa membunuh mikroorganisme baik dalam tubuh.

Penyaringan secara fisik dengan ijuk, kerikil, pasir, dan tawas sudah jarang dipakai, karena tidak praktis.

Teknologi penyaringan air secara umum dimulai dengan penyaringan makro untuk memisahkan air dari partikel berukuran besar, lalu diendapkan, seperti lumpur. Setelah itu dilakukan proses penggumpalan agar lebih mudah mengendap. Setelah mengendap kotoran disaring menggunakan saringan berukuran 0,2 mm - 0,1 mm. Setelah itu air memasuki saringan mikro dengan ukuran 5 - 1 mikron. Pada saat ini air telah sangat jernih, tetapi belum tentu higienis.

Untuk itu air harus melewati proses desinfektan dengan cara menggunakan klorin maupun gas, hidrogen peroksida (H2O2), sinar ultra violet (UV), atau dengan ozon. Tetapi pengolahan instalasi air untuk publik biasanya menggunakan kaporit, karena memiliki tingkat residual yang lebih jauh. Sehingga jika terjadi kebocoran pipa, kemampuan desinfektannya bisa terus berjalan.

Desinfektan menggunakan sinar UV bertujuan memandukan bakteri dengan radiasi sinar. Sedangkan ozon atau O3 memiliki fungsi yang sama dengan kaporit yaitu sebagai oksidator juga radikal bebas yang dapat membunuh bakteri.

Menurut Arie, banyak pilihan untuk mendapatkan air sehat yang aman dikonsumsi. Kepraktisan dan kemudahan memperolehnya menjadikan biaya untuk mendapatkannya berbeda-beda. Pada akhirnya konsumen sendirilah yang menentukan air mana yang menjadi pilihannya.(IJ/S-4)

Sumber : Koran Media Indonesia, Edisi Rabu, 22 Maret 2006/No. 9225/Tahun XXXVII
Rabu, 22 Maret 2006, http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/air220306.htm